Tugas mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
PINACEAE
1. Description and Characteristics
Botanical Description
Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16 – 25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2 – 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
Characteristics of Pinaceae are :
a) Pohon berkayu (woods), strobilus bentuk conus.
b) Daun bentuk jarum dan berkelompok atau serupa sisik.
Pinus rigida leaf
c) Daun dan sisik tersusun spiral.
d) Buah : berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 – 10 cm, lebar 2 – 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
e) Benih : bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22 – 30 mm, lebar 5 – 8 mm.
f) Strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon, ukuran strobilus jantan lebih kecil dibandingkan dengan strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
g) Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin.
h) Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
2. Species
Salah satu contoh species dari family Pinaceae yang paling umum adalah Pinus merkusii.
Local Name
Tusam (Indonesia), Uyam (aceh), Son Song Bai (Thai), Merkus Pine (Perdagangan), Mindoro Pine (Philipina), Tenasserim Pine (Inggris).
Scientific Classification
Kingdom : Plantae
Division : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Order : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Species : Pinus merkusii
Distribution and Habitat
Satu-satunya pinus yang penyebaran alaminya sampai di selatan khatulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23OLU-2OLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan terdapat hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim.
3. Advantages
Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api, dan sumpit. Sering disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan 30-60 kg getah, 20-40 kg resin murni dan 7-14 kg terpentin per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak subur.
CYCADACEAE
1. Description and Characteristics
Botanical Description
Batang tegak, bulat dengan bekas pangkal daun yang tetap tinggal, kadang bercabang, kasar, coklat kehitaman. Daun majemuk, menyirip genap, panjang 0,5-1 m, helai daun berbentuk seperti jarum, permukaan mengkilat, ujung runcing, tepi rata, panjang 10-15 cm, hijau. Bunga ajemuk, bentuk tandan, berumah satu, bunga jantan bertangkai pendek, bentuk kerucut, panjang 10-20 cm, kuning, bunga betina dikelilingi bunga jantan, kuning kecoklatan. Buah kotak, bulat telur, diameter +1 cm, hijau. Biji bulat telur, panjang 1-2 cm, coklat oranye. Akar serabut dan hitam.
Characteristics of Cycadaceae are :
a) Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b) Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
c) Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
d) Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
e) Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
f) Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
g) Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
h) Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
i) Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
2. Species
Cycas revolute Thunb.
Local Name
Penawar jambe (Indonesia), Cycad, Sago palm (Inggris), Oliba (Filipina).
Scientific Classification
Kingdom : Plantae
Division : Cycadophyta
Class : Cycadopsida
Order : Cycadales
Family : Cycadaceae
Genus : Cycas
Species : Cycas revolute
Distribution and Habitat
Cycas revolute Thunb. menyebar di seluruh Kepulauan Indonesia, mulai dari Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Asalnya diperkirakan dari Maluku. Ia juga dibudidayakan di Indocina, Guam, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, dan Cina. Tumbuh di semak, tinggi 1-2 m.
3. Advantages
Daunnya berkhasiat untuk obat sakit perut, batuk dan mencret. Untuk obat mencret dipakai + 15 gram daun segar Cycas revoluta, dicuci, direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore. Selain itu, daunnya mengandung kandungan kimia seperti saponin, flavonoida, dan tanin.
GNETACEAE
1. Description and characteristics
Botanical Description
Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, panjang 7.5-20 cm dan lebar 2.5-10 cm; urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah keras (nutlike), berbentuk jorong , panjang buah 1-3.5 cm, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Characteristics of Gnetaceae are :
a) Liana berkayu, beberapa tegak.
b) Percabangan bersendi dan menebal.
c) Daun sederhana, berhadapan, menyirip.
d) Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku.
e) Bunga jantan: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu.
f) Bunga betina: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan pelindung.
g) Biji dilindungi perianth yang berdaging.
h) Berumah dua (Dioceus).
2. Species
Salah satu contoh species dari family Gnetaceae yang paling umum adalah Gnetum gnemon.
Gnetum gnemon
Local Name
Melinjo, belinjo, bagoe (Indonesia), Ki tangkil, Maninjo, Tangkil sake (Sunda), Bagu (Jawa Timur), Batang baguak (Minangkabau).
Scientific Classification
Kingdom : Plantae
Division : Gnetophyta
Class : Gnetopsida
Order : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Species : Gnetum gnemon
Distribution and Habitat
Tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Tidak ada syarat tertentu terhadap faktor kualitas dan kedalaman tanah, namun kadar ikat air pada tanah atau irigasi perlu dilakukan selama musim kering. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan. Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji.
3. Advantages
Daun muda, perbungaan, buah muda, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur (terutama sayur asem). Bijinya merupakan bagian yang terpenting; buahnya tidak lain dari biji yang terbungkus oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar yang tipis dan dapat dimakan. Suatu macam serat yang berkualitas tinggi dihasilkan dari kulit batang bagian dalam; kulit ini dimanfaatkan sebagai tali panah yang terkenal di pulau Sumba, juga untuk tali pancing atau jaring, berkat ketahanannya terhadap air laut. Kayu melinjo tak ada manfaatnya yang khusus, mungkin alasannya ialah karena kambium sekundernya membentuk struktur batang yang tidak normal.
DAFTAR PUSTAKA
______________. 2001. Pinus merkusii. Bandung : Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan.
Armstrong, Billie. 2008. Cycadaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher Incorporated.
Graffin, Greg. 2002. Pinaceae, Cycadaceae and Gnetaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher Incorporated.
No comments:
Post a Comment