Materi Presentasi Zoologi Vertebrata III Reptiles
IUCN REDLIST STATUS : Lower Risk/Least Concern (LC)
SCIENTIFIC CLASSIFICATION
IUCN REDLIST STATUS : Lower Risk/Least Concern (LC)
Tuatara (Sphenodon punctatus) adalah spesies endemik New Zealand yang merupakan reptil purba dan telah ada sejak sekitar 200 juta tahun lalu. Hewan ini memiliki keanekaragaman genetik yang rendah, hanya ada 2 spesies, yakni Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri. Pada usia 35 tahun tuatara akan berhenti tumbuh, namun hewan ini dapat hidup sampai berusia lebih dari 100 tahun. Nama Tuatara berasal dari bahasa 'Maori' yang berarti spines on back (duri di punggung).
SCIENTIFIC CLASSIFICATION
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Rhynchocephalia
Family : Sphenodontidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatus
MORPHOLOGY CHARACTERISTICS
Secara umum morfologinya mirip kadal (Squamata), memiliki duri di punggungnya. Tuatara dewasa panjang tubuhnya dapat mencapai 40 cm (female/betina) dan 60 cm (male/jantan). Tidak memiliki daun telinga seperti reptil lainnya. Tipe tengkoraknya Diapsid (two openings on either side) dan memiliki "parietal eye" di bagian atas kepalanya.
Morphology of Tuatara
Seperti reptil pada umumnya kulit tuatara juga dilapisi sisik.
Epidermis of the Tuatara
click to see full size image
SKELETAL SYSTEM
Skeleton of the Tuatara
REPRODUCTION
Tuatara membutuhkan waktu antara 10 sampai 20
tahun untuk mencapai kedewasaan seksual. Tuatara betina pada umumnya bertelur
antara 5 sampai 18 butir, hanya sekali selama 4 tahun, siklus reproduksi
terlama di kalangan reptil. Perkawinan berlangsung dari pertengahan musim panas
sampai permulaan musim gugur (Januari-Maret) dan telur dihasilkan pada musim
semi atau permulaan musim panas (Oktober-Desember). Inkubasi berlangsung dari
12 sampai 15 bulan, dengan perkembangan embrio yang berhenti pada bulan-bulan
musim dingin.
Male Tuatara (Left) and Female Tuatara (Right)
Tuatara Jantan (Kiri) dan Tuatara Betina (Kanan)
BEHAVIOUR
Tuatara hidup
sendiri di dalam liang, di mana mereka kadang-kadang bertahan. Tuatara jantan
saling berkelahi, membusungkan tubuh dan mengangkat kepala mereka, dan menggelapkan
kulit antara bahu leher dan kepala. Tuatara jantan juga mendekati si betina
dengan menggunakan cara ini terlebih dahulu sebelum berkembang biak. Tuatara
paling aktif di malam hari, tetapi kadang-kadang berjemur mulut liang mereka di
saat hari sedang cerah.
Makanan
terdiri dari arthropoda, cacing tanah, siput, telur burung, burung kecil,
katak, dan cicak, juga serangga lokal yang serupa dengan jangkrik berukuran
tikus yang bernama weta. Tuatara muda juga kadang-kadang kanibal. Karena kadar metabolisme yang rendah, tuatara makan jauh lebih sedikit
daripada reptil lainnya.
GEOGRAPHICAL DISTRIBUTION AND HABITAT
Tuatara hanya dapat ditemukan di New Zealand (Endemic Species), tepatnya di pulau-pulau di Cook Strait (selat antara North Island dan South Island). Habitat tuatara merupakan tempat yang dingin dan lembab, dengan suhu jarang melebihi 70 derajat fahrenheit (21 derajat celcius) dan tingkat kelembaban sekitar 80%.
REFERENCES
___________. Sphenodon punctatus. Downloaded from http://www.iucnredlist.org/ (April 30, 2012).
___________. Sphenodon punctatus. Downloaded from http://animaldiversity.ummz.umich.edu/ (April 30, 2012).
___________. Tuatara. Downloaded from http://en.wikipedia.org/ (April 30, 2012).
Maderson, P.F.A. 1968. Observations on the Epidermis of the Tuatara (Sphenodon punctatus). Harvard: Dermatology Department, Harvard Medical School, USA.
No comments:
Post a Comment